Life, stranger than fictions..

Welcome to my blog! It's a pleasure to have you here reading my hyperbolic scribbles. Some are archived stuff from my other blogs (inactive ones), some are brand new ideas. My words will be too much, overrated, out of line, dysfunctional, confusing, impractical and sometime don't make any sense. But in a hand, they have released my tense.
So enjoy these imaginarium of free mind. In a case you are interested to drop a line, or jes wanna appreciate any posts, don't be hesitate. Do your deed! Release those hustle-bustle inside your brain!

Sunday, December 25, 2011

The Progress Still Carries On.. And On..

Ok, ini masih ngomongi perkembangan pembangunan rumah kampung saya. Per tanggal 24 kemarin, rumah yang tingginya akan mencapai 4.5 meter ini tampak terlihat menonjol di antara rumah-rumah tetangganya. Yuk, lihat foto-foto dokumentasi saya :)

Welcome! :)

Dari tanah, pondasi bangunan sudah dinaikkan 30 cm, jadi kudu naik tangga
untuk masuk ke teras depan. Ayo, untuk latihan cardio *lebay*

Yang ada bangku plastik merah itu adalah bakal teras depan, yang begitu saya perjuangkan
eksistensinya (semoga nggak sia-sia, amiiiin).

Ruang tamu depan yang akan disematkan jendela dengan bagian atas setengah lingkaran.
Bakal outstanding banget! *yang lain nggak mau pakai karena kuno, hahaha*

Tumpukan hebbel di sebelah kiri itu menggenapi jumlah 12 kubik.

Hari ini, tanggal 25 Desember 2011, laju pembangunan rumah saya seperti tak tertahankan. Sambil menunggu datangnya kusen-kusen jendela dan pintu, 2 kubik sisa hebbel pun dipesan (utang, huhuuu). Sementara itu, Mas Tono yang cuti 4 hari pulang kampung, sudah kembali bekerja bersama tim. Tadi siang saya tengok ke sana, si Mbah sedang siap-siap menyelesaikan atas garasi. Rencananya atap garasi ini akan di-dak biar area atasnya bisa dimanfaatkan untuk duduk-duduk, berkebun, atau menjemur pakaian.

Berikut dokumentasi pembangunan rumah per hari ini:

Adakadabra! Tumpukan hebbel sudah berubah menjadi susunan tembok.

Ruang teras depan, dengan model lubang lengkung kuno ala rumah-rumah kampung.

Si Mbah dkk sedang menyiapkan garasi.
Menurut Mas Tono, proses susun hebbel memang relatif cepat jika dikerjakan sesuai kapasitas anggota tim. Yang akan memakan waktu adalah saat finishing, seperti plestering, pasang ubin dan plafon, permak WC dan dapur, gitu-gitu lah. Wah, kebayang nanti saya pasti occupied banget dengan printil-printilnya.. Mudah-mudahan lancar. Amin...

Friday, December 23, 2011

My Sweet Homey-Home, Progressing Too Fast!

Sejak penanaman batu pertama tanggal 16 Desember lalu, luar biasa banget perkembangan pembangunan rumah Spanyol (kampung) saya; per hari ini (tanggal 23 Desember, berarti sudah 8 hari) sudah 14 kubik hebbel terpasang, dari perkiraan 18 kubik yang dihabiskan. Itu artinya tak lama lagi kerangka atap rumah akan segera dipasang. Kalau menurut perkiraan dan kebiasaan para tukang bangun rumah, kemajuan yang dicapai ini paling tidak memakan waktu 3 minggu. Tim mas Tono memang kesetanan kerjanya, hahaha..

Inilah wajah aseli rumah saya. Foto diambil tanggal 12 Desember 2011.
Tampak 'enggak banget' deh, ya?
Om Tomi berdiri pas di depan lahan kosong yang bakal jadi garasi.
Mas Tono dan si mbah lagi nyusun batang-batang besi menjadi tiang pancang.
Cukup 3 hari saja, kelar semua!
Pemilik rumah meringis, tak sabar proyek ini dapat segera selesai.
Foto per tanggal 17 Desember, sehari setelah momen peletakan batu pertama.
Hebbel 4 kubik siap disusun. Rapi terpasang dalam 2 hari! Ck, ck, ck...
Tim Mas Tono rajin bener kerjanya, hadeh..
Belum lama sudah harus pesan hebbel lagi *pusing bayarnya*
Voila! Dalam 1 hari sudah seperti ini perubahannya. Ck, ck, ck..
Ok, karena para tukang bangunan itu seperti pasukan Bandung Bondowoso, maka saya juga mengimbangi dengan segera memesan pintu, jendela dapur (depan) dan kusen-kusen pintu bagian dalam. Cukup sulit menentukan modelnya karena desain rumah ini total eksperimental dengan pemanfaatan bahan-bahan lama dalam rangka pengiritan dana. Jadinya, gitu deh... Tapi perasaan saya baik banget sama pembangunan rumah ini lho. Bakal jadi landmark di Jalan Kenangan, deh! *toyooor*

Jendela besar dengan atas melengkung seperti itu yang akan saya terapkan
untuk ruang tamu depan. Lubang anginnya akan bulat, lalu ada besi tempa menyilang seperti di bunker.

Model pintu yang saya pilih. Seperti pintu penjara ya? Maklum anggota The Gerwanis...
Model dapurnya seperti ini. Minus meja miring itu.
Jendela dapur depannya niru yang ini. Nanti jendela kiri-kanan itu terbuka dari bawah ke depan.
Yang tengah jendela mati, alias nggak bisa dibuka. Innalillahi...


Daaan, inilah perkembangan rumah kampung saya per tanggal 23 Desember 2011. Tepuk tangan, nunduk penghormatan atas prestasi tim Mas Tono yang luaaar biasa cepat kerjanya.. *ngusap keringat di jidat*

Wah, sudah tampak seperti rumah! Sabar mas, kerjanya jangan buru-buru...
*dompet jebol, dueeer!*

Friday, December 16, 2011

My (On-Going) Spanish Home Project

Alhamdulillah, dengan segenap kenekatan dan paksaan dari berbagai pihak, hari ini proyek pembangunan (renovasi) rumah saya dimulai. Rumah eks- almarhumah Mbah Putri yang diwariskan ke saya itu akan saya ubah habis-habisan. Dan rencananya, kelak saya akan tinggal di sana.

Setelah berbulan-bulan mencari model, dan sempat dipengaruhi tren gaya minimalis dan kolonialis yang memang sedang hits, pilihan saya malah jatuh ke model Spanish Home. Mengapa? Karena saya tertarik dengan kesan "hangat dan mengundang" dari eksterior gaya rumah model ini, yang tak dimiliki oleh eksterior rumah-rumah model minimalis dan kolonialis. Terutama di faktor keberadaan teras depan. Teras ini jarang ada di model rumah modern, karena mereka berprinsip memaksimalkan pemanfaatan lahan. Akibatnya rumah jadi mepet, enggak ada ruang bermain dan berkumpul outdoor. Sementara, saya suka piknik dan ingin punya taman agak luas di bagian depan.

Desain ini saya ambil di internet, mudah-mudahan yang punya rumah enggak marah, hehe..
Rumah Spanyol yang berciri mediterania mengadopsi kondisi geografis di sana yang semi tropis. Bentuknya solid kotak atau setengah lingkaran. Kaku tapi berkesan kokoh. Jendelanya besar-besar atau tinggi. Temboknya tebal untuk melindungi pemiliknya dari terpaan cuaca. Meski tak sedikit yang dibuat bertingkat, megah dan mewah, pilihan saya jatuh ke model-model satu lantai yang sederhana.  Berikut contoh-contoh penampakan muka rumah-rumah Spanyol yang langsung dikomentari "rumah kampung" oleh ibu dan paman saya. Tapi sebodohlah, toh nanti saya yang bayar kuitansi-kuitansi pembangunannya :P

Nah, model ini yang akan ditiru habis. Tapi, ada tambahan garasi dengan atas dak di sisi kiri (sejajar teras).
Yang ini nggak ada terasnya, kurang menarik. Tapi model detail-detail jendelanya bisa ditiru :)

Proyek ini dimandori oleh paman saya, Om Tomi, yang sebelumnya sudah sukses mengawal pembangunan tiga rumah (rumah Pio, ibu, Dewi). Om Tomi juga yang paling "maksa" saya untuk segera mewujudkan renovasi rumah karena menurutnya mumpung tim Mas Tono sedang "on-fire". Saya pasrah. Hitung punya hitung, sebetulnya biaya pembangunannya bakal menghabiskan seluruh uang simpanan. Tapi ya, kapan lagi? Sudah sebelas tahun saya menunda apapun. Ini saatnya, bismillah saja!

Mas Tono (jongkok), mengukur bidang pondasi dan menggali titik-titik yang ditanam rangkaian besi bernama "cakar ayam". Lumayan juga, besi yang dipakai jumlahnya banyak dan terdiri dari ukuran yang cukup tebal. Biar kuat!


Nah, ini model perencanaan yang saya buat. Pada kagum lho, saya bisa bikin model se-kreatif ini, hehe..
Mantan juara pengisi papan mading di SMA dan perguruan tinggi, gitu lho.
Aktor di belakang pembangunan rumah saya: Om Tomi. Full gaya, selalu.
Sudah mulai menganyam besi sejak Senin lalu, tim pembangun rumahnya Mas Tono akhirnya menentukan hari ini (Jumat, 16/12) sebagai awal peletakan batu pertama. Jumat Pon, bagus untuk rezeki dan kekuatan bangunan. Begitu sih penjelasan dari Pak Gimin, yang tadi memimpin doa bersama sebelum potong tumpeng. Ada cerita seru dalam proses penyiapan tumpeng: jauh hari sebelumnya saya sudah berkoordinasi dengan Mbak Las untuk tahapan penentuan menu, belanja kebutuhan bahan, dan proses masak. Kami setuju hari Kamis bahan yang dibutuhkan harus sudah ada semua. Saya pun atur-atur strategi, memantau harga di koran. Ah, lumayan. Saya menemui info harga istimewa untuk ayam di gerai Giant. Saya berencana beli tiga ekor untuk acara selamatan ini. Tapi karena pengaruh pola kehidupan pengangguran yang tidak terpengaruh hari, pada hari Kamis saya malah menerima tawaran memediasi pengadaan suvenir untuk pers di pembukaan Biennale Jakarta 2011. Ndilalah lagi, hari itu perjalanan saya sangat terhambat karena kepadatan lalin. Jadilah seluruh rencana--mau ke Pasar Senen untuk pasang lensa kacamata dan beli hadiah untuk Ening, sekaligus belanja sayuran--tak terlaksana. Dan saya jadi lupa kalau besoknya jadwal bikin tumpeng...
Untungnya (dasar orang Jawa!) setelah urusan Biennale selesai, ada SMS dari Sugi yang mengajak ke RS Islam Pondok Kopi untuk membesuk ayahnya Inne. Saya jadi terpikir mampir ke Giant untuk beli ayam. Begitulah, keesokan harinya dengan pontang-panting saya belanja ke warung untuk bahan-bahan keperluan bikin tumpeng. Alhamdulillah, semua yang dicari ada. Dan si Mbak Las pun masak dengan cekatan dan cepat. Tumpeng siap pukul 09.30 wib :)

Menu tumpeng sederhana: Nasi gunungan (saya yang bikin garnish cabai itu, hehe), sambal goreng kentang-tahu, tempe orek kecap, sayur urap, ayam goreng, kerupuk.
Pak Gimin, ustad spesialis mendoakan pembangunan rumah (LOL) sedang memimpin doa. Insya Allah pembangunannya lancar dan rumahnya membawa keberkahan bagi penghuninya. Amiiin!
Mas Tono dan teman-teman juga khusyuk berdoa. Kerja yang giat dan bagus ya, mas...
Potongan pertama tumpeng diberikan Pak Gimin kepada Mas Tono. Senangnya.. sudah lapar nih!
Serbu!
Setelah tumpeng tandas dalam hitungan tidak lebih dari 15 menit, Om Tomi mengucurkan campuran cor sebagai tanda peletakan batu pertama. Wah, terharu juga. Pembangunan sudah dimulai! Bismillah, semoga lancar dan enggak bikin bocor tabungan :D

Simbolis peletakan "pondasi" cor di salah satu cakar ayam.
Rangkaian tulang besi pun diatur dan disusun untuk penanda ruangan.
Dua bulan lagi punya rumah sendiri. asyiiik! :')
Ini mau ditiru model pagarnya.