Life, stranger than fictions..

Welcome to my blog! It's a pleasure to have you here reading my hyperbolic scribbles. Some are archived stuff from my other blogs (inactive ones), some are brand new ideas. My words will be too much, overrated, out of line, dysfunctional, confusing, impractical and sometime don't make any sense. But in a hand, they have released my tense.
So enjoy these imaginarium of free mind. In a case you are interested to drop a line, or jes wanna appreciate any posts, don't be hesitate. Do your deed! Release those hustle-bustle inside your brain!

Thursday, February 03, 2011

[archieve] Penelope: Saatnya menerima keunikan

Penasaran banget waktu diajak nonton screening film ini. Selain ada nama James Mc Avoy, ada pula Christina Ricci yang konon kurang bagus hoki keaktrisannya di belantara Hollywood. Lebih aneh lagi, terseliplah nama Reese Witherspoon sebagai pemeran pembantu. Kok mau jadi pembantu? Hm, mungkin dengan dukungan aktor-aktor hebat, hoki si Christina Ricci bisa berubah...


Kenapa Reese enggak jadi pemeran utamanya?


Anyway, film ini bercerita tentangg perjalanan hidup seorang gadis yang lahir dengan hidung babi (it’s true! babi, pig. yes, that oink-oink creature!) bernama Penelope. Penelope dapat hidung babi gara-gara kutukan yang menimpa nenek moyangnya. Konon orang-orang (dan keluarganya) percaya bahwa kutukan itu bisa hilang kalau Penelope dinikahi oleh pria berdarah biru yang total mencintainya. Fairy tale banget ya?


Seisi kampung gempar dengan kehadiran anak berhidung babi!
Nah, secara si Penelope golongan bangsawan, ortunya over-protektif karena segala tindak-tanduk mereka menjadi konsumsi publik. Mereka setiap hari dikejar-kejar paparazzi. Emaknya Penelope pernah memukul seorang wartawan bernama Lemon yang ketangkap basah bersembunyi di dapurnya, sampai-sampai satu mata si wartawan itu buta dan dia trauma banget sama emaknya Penelope!


Lemon, paparazzi yang kehilangan satu mata oleh emaknya Penelope.
Merasa anaknya 'aneh' dan in general buruk rupa karena berhidung babi, si emak pun nggak membiarkan Penelope bersosialisasi di luar rumah karena menyangka orang-orang hanya akan menyakiti hati Penelope. Sampai akhirnya Penelope sudah cukup besar untuk menikah, emaknya pun nyewa jasa EO untuk mengadakan audisi calon suami. Tentunya dengan syarat berlatar belakang keluarga bangsawan, seperti tuntutan kutukan zaman nenek moyangnya Penelope dulu. Dan biar filmnya seru, prosesnya dibuat nggak gampang. Banyak calon yang gagal karena setelah lihat wajah perempuan berhidung babi itu, mereka langsung loncat dari lantai 2 saking jijaynya. Bahkan ada satu kandidat yang sampai benci banget sama Penelope. Tapi ya ada juga satu yang akhirnya fall in love with her.. Yah tipikal drama komedi romantis, lah! 


Salah satu peserta audisi, Edward, syok melihat penampakan Penelope.
Max jatuh hati dengan kecerdasan Penelope, bahkan tanpa tahu penampakan si hidung babi itu.
Trusnya, bla-bla-bla, yada-yada-yada. Silakan ditonton sendiri. Terus terang secara cerita film ini nggak terlalu menarik utk saya, tapi ada hal yg menonjol dr film ini: art directing-nya bagus. Setiap frame kelihatannya direncanakan dengan hati-hati. Semua items--property, warna, wardrobe--dipadu-padan dengan bagus. Meski kontras, tapi harmonis. Jadilah presentasi film ini (menurut saya) sedap dipandang mata. Hampir sekelas dengan Amelie, atau The Boy in Stripped Pajamas.


James Mc Avoy looks very cute in this movie..

Salah satu frame visual yang jadi favorit saya di film ini. Cakep!
Btw, mau kasih bocoran nih untuk yang belum nonton filmnya. Sedikit. Ternyata kutukan Penelope hilang bukan karena ciuman dari si pangeran berkuda putih seperti dugaan orang-orang. Tapi justru ketika si gadis berhidung babi itu dengan full-consciousness merasa utuh dengan segala apa yg ada pada dirinya. What's the problem with hidung babi? Beda-beda tipis kan sama orang-orang yang berperut busung bak babi? Hehehe, bukan gitu ding pesannya... Maksudnya, terima aja apa yang sudah dikaruniai oleh Sang Pencipta. Kalau ada yang rasanya 'kurang', jangan terlalu fokus ke situ. Masih banyak yang wajib disyukuri dan digali potensinya, biar bisa jadi manusia yang 'utuh'. 



Ayo, ayo, ditonton! :)
Dalem pisannn.

No comments:

Post a Comment