Life, stranger than fictions..

Welcome to my blog! It's a pleasure to have you here reading my hyperbolic scribbles. Some are archived stuff from my other blogs (inactive ones), some are brand new ideas. My words will be too much, overrated, out of line, dysfunctional, confusing, impractical and sometime don't make any sense. But in a hand, they have released my tense.
So enjoy these imaginarium of free mind. In a case you are interested to drop a line, or jes wanna appreciate any posts, don't be hesitate. Do your deed! Release those hustle-bustle inside your brain!

Thursday, March 17, 2011

Ada apa di bawah pohon? [archieve]

Kalau ada film berjudul “Under The Tree,” lantas apa yang tersirat di benak Anda? Inilah catatan ringan saya (khayalan menyesatkan!) sebelum pergi menonton peluncuran film besutan sutradara Garin Nugroho di Blitz GI Kamis lalu. 


Under The Tree = Undur-undur. 
Mungkin cuma saya yang langsung mengasosiasikan frasa itu dengan binatang kecil ini. Konon, sewaktu masih kecil saya doyan mengorek-orek sarang mereka. Well frankly I often did to any other, such as black ant and earthworm. Saya suka memperhatikan mereka dari jarak dekat; bentuknya bulat seperti kutu caplak, badannya berbuku-buku, dan punya sepasang claws yang cukup seram dalam pembesaran 10 kali lipat. Sebenarnya rada mirip binatang di zaman dinosaurus, nggilani juga kalau bermutasi ke ukuran seekor kucing…

Under The Tree = Parpol Zaman Orba.
Ngerti dong maksud saya? Secara sekarang sudah dekat wayahnya PEMILU, jadi parno ke situ. Mungkinkah Parpol mengintervensi area sinematografi? Possible. Begini tagline-nya: "Di bawah naungan pohon beringin, rakyat Indonesia akan meraih kembali masa-masa keemasan. Harga bahan pokok terkendali, rakyat makmur, negeri aman tentram loh jinawi…"

Under The Tree = Adem, semilir angin. Jadi pengen tidur, deh!
Ah, kalau yang ini persepsinya si Iw-iw. Terbukti benar. Tak lama film diputar, dia langsung pasang kuda-kuda molor. Mengangguk-angguk seperti anak ayam mau tidur gitu. Beberapa kali sukses terbentur bangku di sebelah kirinya. Anyway, kita nontonnya di tangga (maklum penyusup).

Under The Tree + Garin = Garin(g).
Adegan mendayu-dayu, berpanjang-panjang di simbolisasi, ending menggantung, eksploitasi perempuan dengan gerakan-gerakan tubuhnya, casts yang cantik dan ganteng, cameo seniman/figur publik, semi-dokumentasi. Buat yang biasa nonton film Hollywood, action pula, jangan coba-coba!

Under The Tree + Marcella Zalianty = Infotainmen.
Dia lagi kasus ‘kan… Pasti laler-laler media menyerbu datang, berharap si nona muncul di sana. Ini mah ditanggung terbukti. TERBUKTI! Makanya kita-kita sampai enggak dapat jatah bangku…




No comments:

Post a Comment