Life, stranger than fictions..

Welcome to my blog! It's a pleasure to have you here reading my hyperbolic scribbles. Some are archived stuff from my other blogs (inactive ones), some are brand new ideas. My words will be too much, overrated, out of line, dysfunctional, confusing, impractical and sometime don't make any sense. But in a hand, they have released my tense.
So enjoy these imaginarium of free mind. In a case you are interested to drop a line, or jes wanna appreciate any posts, don't be hesitate. Do your deed! Release those hustle-bustle inside your brain!

Thursday, March 10, 2011

Thai Movies, I'm In Love!

setelah "mabuk kepayang" dengan film horror made-in Thailand, sekarang saya mengaku tergila-gila dengan genre komedi dramanya. dalam kurun waktu 1/2 tahun, saya sudah mondar-mandir ke Blitz untuk 4 filmnya; Bangkok (Traffic) Love Story, Hello Stranger, Crazy Little Thing Called Love, dan yang terakhir The Little Comedian. semuanya bukan gratisan, hehe. film-film drama itu sebenarnya dipresentasikan dengan 'ajaib' dan konyol tak terperi. tetapi, ada satu hal yang bikin saya kepincut habis: semuanya enak ditonton!


Thai cultures attack!

oke, oke. apa pula yang dimaksud dengan enak ditonton? dalam persepsi saya, keberhasilan sebuah film menyangkut lima hal: 1) alur dan plotnya lancar dan sederhana, 2) cerita, konflik dan solusi masalahnya masih realistis atau dekat dengan kenyataan (kecuali memang film science-fiction), 3) visualnya cakep, 4) akting casts-nya mendukung cerita, alias 'normal', dan 5) ada kesan menghibur setelah ditonton. cuileeeh, kayak teori apa saja. tapi benar kok, kalau sudah begitu biasanya sehabis nonton saya akan tetap di kursi, sejenak terdiam mencerna pesan moral dari film, dan keluar teater dengan 1/2 pikiran masih mengenang fragmen-fragmen bagus film barusan...

industri perfilman Thailand memang bangkit dari kubur sejak sewindu belakangan. sebuah studio film lokal yang produktif membuat karya-karya bagus, namanya GTH--anak perusahaan dari GMM, konglomerat media hiburan di Thailand--memproduksi film-film kelas dunia, salah satunya Shutter. film horror ini yang pertama kali membuat saya kepengen terus-terusan menonton film horror Thailand (Asia) dan langsung ditaksir Hollywood.

Shutter mengangkat fenomena hantu tertangkap jepretan kamera
film-film horror GTH (dan Thailand secara umum) memiliki ciri tersendiri, sering mematahkan persepsi dominan film-film horror Hollywood yang visualnya lebay dan selalu memenangkan manusia ketika bertarung melawan kekuatan jahat/setan. dengan visual khas yang berkesan disturbing serta teknik kamera yang cantik dan dramatis, di tangan GTH cerita-cerita sederhana pun bisa berubah menjadi sangat menegangkan. contoh film horror lain produksi GTH yang patut diacungi jempol adalah Alone, sutradaranya yang dulu membuat Shutter. kisah psycho-drama yang tak terduga ending-nya ini bikin saya tercengang dan heboh mencari DVD bajakannya, lalu menonton berulang-ulang. belum lagi 4Bia dan sekuelnya, Phobia 2, juga luar biasa. kompilasi kisah-kisah yang bikin otak dan pantat menegang ini sebenarnya sangat sederhana, baik dari sisi cerita, alur dan visual. tak ada sisi yang berlebihan, bahkan banyak ceritanya diambil dari akar budaya lokal. saya rasa justru karena demikianlah mereka jadi tontonan yang menarik dan 'menghibur'.

Poster film Alone yang sederhana tapi nggilani!
salah satu film horror GTH yang sedikit slasher, tapi sangat menghibur: Body #19. asli banjir darah dan aksi kekerasan, tapi enggak semata-mata mau pamer efek saja seperti umumnya film-film di genre ini. ceritanya itu lho, dan ending-nya.. wah! apalagi konon berdasarkan kisah nyata, jadi wajar deh kalau film ini box office di negeri Tom Yam itu.

Cover DVD Body #19: Creepy banget.

haduh, keasyikan ngomongin genre horror, padahal mau pamer yang komedi drama. hehe susah memang kalau sudah kadung kagum :) well, marilah saya mulai dari pengalaman pertama menonton film Bangkok (Traffic) Love Story (BLS), shall we?

film ini enggak sengaja saya tonton. beneran. dari penampilan poster filmnya sudah tidak memikat hati. terbayang film slapstick nan blo'on ala komedi-komedi Hongkong yang dari ceritanya saja bikin enggak betah nerusin nonton. belum lagak dibuat-buat para pemainnya, wah sori dah! tapi konon, suatu hari itu saya sedang blo'on dan butuh waktu khusus menertawai sesuatu (halah, dramatisss). dan, saya merelakan satu-satunya uang limapuluh ribuan (yang lain seratus ribu, hehe) berpindah ke kasirnya Blitz...

apakah saya tertawa miris di dalam teater Audi kala itu? jawabnya: ya. tapi, saya tertawa terbahak-bahak! aduduuuh, ini film yang konyolnya tulus banget! unlike Warkop's style yang leluconnya bikin hati dan IQ sedang saya pilu, BLS sungguh mampu memberi makna lain terhadap 'serangan cinta' dan kekuatannya. you'll never know when the thunder strike 'kan? belum lagi konfliknya adalah tentang harapan seorang wanita usia 30-an yang ditinggal menikah teman-teman karibnya, lalu tersadar dia sendiri yang masih jomblo! klise tapi sangat dekat dengan fenomena di masyarakat.

Posternya enggak banget!




banyak fragmen konyol di BLS yang berpotensi bikin kita screaming 'boo', tapi karena pemainnya begitu alami menjalankan perannya jadi malah tampak manusiawi. misalnya, waktu Mei Li mabuk dan nekat mengendarai mobil, dia menabrak beton pembatas jalan dan spionnya terbang masuk ke dalam mangkok bakso Loong. atau ketika Mei Li dandan habis ketika diajak berkencan di family gathering kantornya Loong.

kegembiraan menonton film komedia drama berlanjut di film Hello Stranger (HS). saya kenal banget (maksudnya familiar) dengan pemain prianya; dia main di film horror Coming Soon, yang luarrr biasa menegangkan. tidak disangka, di film HS dia mampu berubah jadi konyol sekali. film ini menceritakan kisah perjalanan liburan dua orang asing yang tak sengaja berkenalan dalam tur ke Korea Selatan. di sana mereka gila-gilaan, berjanji tidak saling mengetahui identitas masing-masing, dan menanggung perasaan cinta yang diam-diam tumbuh. yang hebat, ending-nya. ah, mending nonton sendiri saja deh!

Dua orang gila yang bikin penonton tertawa gila. Hahaha!
setelah HS, saya tak sengaja menonton Crazy Little Thing Called Love (CLTCL). sebenarnya itu excuse saja agar bertemu teman-teman tertentu, untuk minta wangsit dan penguatan. lagi-lagi saya beruntung bisa menyaksikan film super-keren ini, selain bertemu teman-teman tadi. CLTCL merupakan format film komedi drama yang nyaris sempurna, sangat indah di visual, dan realistis di cerita dan konflik-konfliknya. pantas dalam promonya mereka bilang film ini merupakan kisah nyata dari percintaan semua orang. karena salah satu konfliknya pasti pernah kita alami di jaman awal sekolah dulu...

So sweet deh :)
sukses dengan CLTCL, saya jadi kerajingan pengen nonton film Thai di genre ini lagi. langsung buka situs Blitz, voila! The Little Comedian (TLC). gagal mengajak teman-teman biasa untuk nonton, saya pergi dengan kolega di redaksi sebelah. meskipun baru mulai pukul 20.15 dan berdurasi 120 menit, tapi film ini sungguh layak ditonton oleh semua orang. 

TLC bercerita tentang Tock, anak laki-laki usia belasan yang lahir di keluarga pelawak. ayahnya berharap dia akan menjadi penerusnya dan pelawak yang lucu. tapi apa daya, Tock tidak lucu sama sekali! malahan, adik perempuan Tock yang lebih berbakat dalam hal melucu. Tock sangat sedih. dia berpikir ayahnya tidak mencintainya. lalu dia tidak sengaja bertemu dengan seorang dermatologis cantik, yang selalu tertawa ketika Tock melawak. Tock yang sedang masuk usia puber pun jatuh cinta dengan Dr Ice (diperankan Pauline Taylor, bintang iklan Pond's). kemudian kejadian-kejadian silih berganti; sang dokter menemukan dirinya hamil, Tock bersedia menjadi ayahnya, Tock pergi menyusul Dr Ice ke Bangkok, etc. etc. nonton aja sendiri, hehe..

Pauline has ruined the focus of this movie..

film ini memang masih belum secara adil menggali konflik Plern dan Tock. padahal konflik ayah-anak pasti akan sangat menarik. sebabnya, terdistraksi urusan pubertasnya Tock! plus, wajah cantik Dr Ice yang rugi juga kalau tidak dieksploitasi. tapi ya lumayan lah, menghibur banget. perasaan penonton dicampur-aduk dengan bertubi-tubi; dari senyum, ketawa, terdiam, terharu, bahkan sampai meneteskan airmata. betul lho, film ini worth watching!


demikian hebatnya industri perfilman Thailand bisa dengan metoda dan kepercayaan diri memenangkan hati penonton di dalam dan di luar negerinya. setelah terpatri dengan mantap di genre horror, kini genre komedi drama yang mulai mengambil alih pikiran saya. kapan kira-kira animasi dari negeri gajah ini akan mulai menyingkirkan dominasi Amerika? ayo Thailand, jadilah negara produsen film bagus dan menghibur. hancurkan dominasi Hollywood, Bollywood, dan Korea! I'm 100% on your back :)


No comments:

Post a Comment