Life, stranger than fictions..

Welcome to my blog! It's a pleasure to have you here reading my hyperbolic scribbles. Some are archived stuff from my other blogs (inactive ones), some are brand new ideas. My words will be too much, overrated, out of line, dysfunctional, confusing, impractical and sometime don't make any sense. But in a hand, they have released my tense.
So enjoy these imaginarium of free mind. In a case you are interested to drop a line, or jes wanna appreciate any posts, don't be hesitate. Do your deed! Release those hustle-bustle inside your brain!

Wednesday, March 23, 2011

Let me in: this remake isn't that sucks! [archieve]

Akhirnya Hollywood bikin remake film horror paling keren tahun 2008, "Let The Right One In". Film Swedia yang berkisah tentang persahabatan bocah 12 tahun yang rajin di-bully teman-teman sekolahnya dengan seorang anak perempuan yang ternyata vampir ini sukses membuat film Twilight jadi garingggg banget. Well, meskipun at the end yang laris manis bak kacang goreng emang the silly one.. (pis ya, penggemar Twilight). Tapi yang banyak dapat penghargaan dan puja-puji dari pecinta film horror (dan produk audio visual secara general) adalaaaah "let the right one in" :)

Gembar gembor film remake yang judulnya diperpendek jadi "Let Me In" ini sudah santer dari awal tahun 2010. Hebohnya sampai ke diskusi panjang tentang poster yang representatif untuk film ini. Secara 'kan poster film versi Swedia-nya super keren. Jadi para fans berharap poster remake-nya bisa menyamai semua pertimbangan desain yang ciamik dari versi terdahulu. Dan, voila! Dramatis sekali.



Considerable movie poster: manusia di musim dingin akan menghembuskan asap kabut dari mulutnya (kanan). Yang kiri enggak.
Kritik pedas banyak diterima oleh film ini di awal penayangannya di bioskop. Selain cast yang kurang pas (padahal sutradara sudah habis-habisan niru versi aslinya), enggak tahu kenapa si sutradara seperti copy cat seluruh plot dan alur film aslinya, alias enggak ada modifikasi yang memberi sentuhan berbeda. Wajah sendunya Chloe Moretz (bermain sebagai adiknya Joseph Gordon-Levitt di 500 Days of Summer) memperlihatkan betapa Matt Reeves ngeri bereksperimen lebih jauh. Saya merasa Dakota Fanning lebih pantas mainin cast Abby. Ekspresi Chloe kurang haus darah, hehe. Terlalu innocent. Kalo Lina Leandersson (Eli, little vampire di versi aslinya), bisa mengeluarkan ekspresi yang terlihat sangat buas. Meskipun wajah anak-anaknya cukup meyakinkan ketika adegan 'normal'.


Wajah Chloe lebih pantas jadi korban!
Bandingkan dengan wajahnya Lina Leandersson ini.
Setting ceritanya dipilih di New Mexico, kota kecil yang (katanya) sepi dan jauh dari kehidupan kota-kota besar Amerika lainnya. Persis dengan setting terdahulu yang diambil di Blackeberg yg identik dengan kesuraman. Aduh, bener-bener dah, Matt Reeves enggak berani mengubah banyak di filmnya ini!

Meskipun versi remake ini enggak seromantis dan sesadis versi aslinya, film ini enggak jelek sama sekali. Apalagi bagi mereka yang belum nonton versi aslinya, pasti terasa 'sedap' deh. Langsung setuju bahwa film ini jauuuh lebih romantis dibanding Twilight yang maksa banget itu, hehe. Dan bagi yang sudah nonton versi aslinya, well this one is lighter and entertaining!



Atas: Eli meluk Oskar (romantiiisss banget). Bawah: Abby meluk Owen (Owen kurang chemistry).
Kiri: Kodi Smit-McPhee, aktor cilik berbakat Australia yang bakal jadi the next Leonardo DiCaprio.


PS: Enjoy the blood! ;-)

No comments:

Post a Comment