Life, stranger than fictions..

Welcome to my blog! It's a pleasure to have you here reading my hyperbolic scribbles. Some are archived stuff from my other blogs (inactive ones), some are brand new ideas. My words will be too much, overrated, out of line, dysfunctional, confusing, impractical and sometime don't make any sense. But in a hand, they have released my tense.
So enjoy these imaginarium of free mind. In a case you are interested to drop a line, or jes wanna appreciate any posts, don't be hesitate. Do your deed! Release those hustle-bustle inside your brain!

Wednesday, January 12, 2011

In love with Burt Bacharach


Si opa yang tetap keren sampai sekarang.
Pernah dengar nama komposer Burt Bacharach? Saya addicted banget sama komposisi-komposisi ciptaan beliau sejak 13 tahun lalu, mungkin lebih. Tepatnya dimulai waktu nonton film Mike Myer "Austin Power" (yang pertama, "International Mystery Man") sama teman-teman kampus, saya langsung cari-cari OST-nya yang berisi lagu-lagu jadul di era flower generation. Mike Myer adalah salah satu penggemar berat Burt, sampai-sampai dia menampilkan sang maestro sebagai cameo di semua sequel film konyol ini. Dua karyanya di OST Austin Power yang pertama ini; The Look of Love (Susanna Hoffs) dan What The World Needs Now is Love (Burt Bacharach and The Posies). Alunan easy-listening dan jazzy ambient dari lagu-lagu itu benar-benar mengenai mood saya. Dimulailah pencarian informasi dan CD-CD Burt Bacharach. Saya juga giat mengumpulkan CD jazz kompilasi/album yang memuat interpretasi lain dari lagu-lagu gubahan Burt, seperti albumnya Diana Krall, Sergio Mendez, The Carpenters, kompilasi-kompilasi jazz (original atau bajakan). Sikat semua.

Anyway, siapakah Burt Bacharach ini? Buat kita-kita yang di era 70-an masih gagap informasi—karena masih balita atau belum lahir—sudah pasti sama sekali enggak kenal beliau. Konon di masa sebelum tahun 50 dan 60-an, tren industri musik tidak seperti sekarang. Artis musik sekarang 'kan rata-rata “rakus”, berperan ganda sebagai vokalis/musisi dan pencipta/penggubah lagu. Kalau dulu, penyanyi ya nyanyi aja. Sementara lagunya dibuatkan oleh komposer/pencipta lirik lagu lainnya. Di album-album jazz—sebagai genre musik tertua—judul lagu tidak sebanyak dan seberagam di genre-genre musik lain, soalnya mereka lebih fokus pada “rasa vokal” dibanding “multi-talent ability”. 

CD yang bikin kantong jebol. Tapi puas banget!

Nah, Burt menggubah lagu-lagu yang selalu hits. Banyak penyanyi (terutama yg baru memulai karir) “berebut” karya dia. Burt sendiri merupakan seniman yang cukup idealis, jadinya beliau tidak sekadar mengejar komersialisme. Beliau benar-benar memilih artis yang akan menyanyikan karyanya. Salah satu penyanyi pilihannya: Dionne Warwick (budenya Whitney Houston). Warna suara Dionne langsung membuat Burt kepincut. Dimulailah booming hits lewat alunan suaranya. Sebut saja Make It Easy On Yourself, Don’t Make Me Over, Say A Little Prayer, Do You Know The Way To San Jose?, I’ll Never Fall In Love Again, Walk On By, Anyone Who Had A Heart, This Girl In Love With You, dan yg paling anyar: That’s What Friends Are For.

Burt sebenarnya lebih dikenal sebagai komposer (yg membuat musik dari sebuah lagu). Beliau bekerja sama dengan pembuat lirik lagu, Hal David. Mereka di masanya sangat produktif dan menghasilkan lagu-lagu hits, dan kebanyakan disuarakan oleh Dionne Warwick. Trio ini pernah pecah dan kisruh. Mereka saling menuntut satu sama lain karena tidak puas dengan kontrak kerja. Lalu disusul dengan kegagalan perkawinan Burt, muncul lagu-lagu super-mellow yang merefleksikan insiden kehidupan pribadinya. Tapi beneran, lagu-lagu itu (mungkin karena diinspirasi dari pengalaman pribadi sesungguhnya) sangat terasa “dalem”. Banyak lagu-lagu mellow yang terasa vibrasi emosinya karena baik yang bawain atau yang bikin lagu, sama-sama punya pengalaman pribadi yang serupa dengan cerita di lagu itu. 

Dan lagu Walk On By merupakan soundtrack salah satu tragedi di hidup saya. Meskipun nada dan beat lagu itu terdengar riang dan fine-fine aja, tapi lagu itu nggak lain dan nggak bukan adalah mars para cengeng abis. Saya juga ternyata cengeng amit-amit!




Easy listening, bosanova dari karya-karya Burt.
CD kompilasi karya Burt Bacharach yang terakhir saya koleksi berjudul In Love With Bacharach. Favorit saya di album yang lagu-lagunya di-cover version sama penyanyi Filipina ini adalah yang penggabungan lagu Do You Know The Way To San Jose? sama lagu Raindrops Keep Falling. Asyik banget. Pada titik tertentu dari penggabungan keduanya, ada benang merah nada dan rasa lagu yang ternyata bisa dikawinkan. Ya maklum, komposernya kan satu orang itu. Pasti ada nada atau not kunci yang jadi kesukaan Burt. The Look of Love dan Make It Easy On Yourself-nya juga asyik, bikin aku jadi pengin ikutan berdendang. Cuma ada satu flaw di album ini, dan sama sekali tidak terkait sama Burt Bacharach; tendensi para penyanyinya untuk berimprovisasi dengan berlebihan! Nggak perlu lah, ini bukan album musik R’n B. Soalnya kadang-kadang mereka malah jadi out-of-note alias faleus! Ganggu ‘kan?


But over all it’s a worthy album. Saya rasa semua orang akan dengan mudah menikmati album ini, atau album-album Burt lainnya, di mana aja dan kapan aja. Saat sedih dan gembira, lagu-lagu mellow mr. Bacharach sungguh menenangkan jiwa. Cieh...

No comments:

Post a Comment