Si opa yang tetap keren sampai sekarang. |
Anyway, siapakah Burt Bacharach ini? Buat kita-kita yang di era 70-an masih gagap informasi—karena masih balita atau belum lahir—sudah pasti sama sekali enggak kenal beliau. Konon di masa sebelum tahun 50 dan 60-an, tren industri musik tidak seperti sekarang. Artis musik sekarang 'kan rata-rata “rakus”, berperan ganda sebagai vokalis/musisi dan pencipta/penggubah lagu. Kalau dulu, penyanyi ya nyanyi aja. Sementara lagunya dibuatkan oleh komposer/pencipta lirik lagu lainnya. Di album-album jazz—sebagai genre musik tertua—judul lagu tidak sebanyak dan seberagam di genre-genre musik lain, soalnya mereka lebih fokus pada “rasa vokal” dibanding “multi-talent ability”.
CD yang bikin kantong jebol. Tapi puas banget! |
Nah, Burt menggubah lagu-lagu yang selalu hits. Banyak penyanyi (terutama yg baru memulai karir) “berebut” karya dia. Burt sendiri merupakan seniman yang cukup idealis, jadinya beliau tidak sekadar mengejar komersialisme. Beliau benar-benar memilih artis yang akan menyanyikan karyanya. Salah satu penyanyi pilihannya: Dionne Warwick (budenya Whitney Houston). Warna suara Dionne langsung membuat Burt kepincut. Dimulailah booming hits lewat alunan suaranya. Sebut saja Make It Easy On Yourself, Don’t Make Me Over, Say A Little Prayer, Do You Know The Way To San Jose?, I’ll Never Fall In Love Again, Walk On By, Anyone Who Had A Heart, This Girl In Love With You, dan yg paling anyar: That’s What Friends Are For.
Burt sebenarnya lebih dikenal sebagai komposer (yg membuat musik dari sebuah lagu). Beliau bekerja sama dengan pembuat lirik lagu, Hal David. Mereka di masanya sangat produktif dan menghasilkan lagu-lagu hits, dan kebanyakan disuarakan oleh Dionne Warwick. Trio ini pernah pecah dan kisruh. Mereka saling menuntut satu sama lain karena tidak puas dengan kontrak kerja. Lalu disusul dengan kegagalan perkawinan Burt, muncul lagu-lagu super-mellow yang merefleksikan insiden kehidupan pribadinya. Tapi beneran, lagu-lagu itu (mungkin karena diinspirasi dari pengalaman pribadi sesungguhnya) sangat terasa “dalem”. Banyak lagu-lagu mellow yang terasa vibrasi emosinya karena baik yang bawain atau yang bikin lagu, sama-sama punya pengalaman pribadi yang serupa dengan cerita di lagu itu.
Dan lagu Walk On By merupakan soundtrack salah satu tragedi di hidup saya. Meskipun nada dan beat lagu itu terdengar riang dan fine-fine aja, tapi lagu itu nggak lain dan nggak bukan adalah mars para cengeng abis. Saya juga ternyata cengeng amit-amit!
Easy listening, bosanova dari karya-karya Burt. |
But over all it’s a worthy album. Saya rasa semua orang akan dengan mudah menikmati album ini, atau album-album Burt lainnya, di mana aja dan kapan aja. Saat sedih dan gembira, lagu-lagu mellow mr. Bacharach sungguh menenangkan jiwa. Cieh...
No comments:
Post a Comment