Life, stranger than fictions..

Welcome to my blog! It's a pleasure to have you here reading my hyperbolic scribbles. Some are archived stuff from my other blogs (inactive ones), some are brand new ideas. My words will be too much, overrated, out of line, dysfunctional, confusing, impractical and sometime don't make any sense. But in a hand, they have released my tense.
So enjoy these imaginarium of free mind. In a case you are interested to drop a line, or jes wanna appreciate any posts, don't be hesitate. Do your deed! Release those hustle-bustle inside your brain!

Wednesday, January 19, 2011

Kisah Saraswati & Bima: Surat perpisahan Saraswati [teaser 2]

to: Bima 
fr: Saraswati 

ketika kamu membuka surat ini, aku sudah pergi jauh. aku memutuskan untuk mengambil beasiswa ke Negeri Kincir Angin itu, seperti saranmu. aku harap ini dapat kulakukan dengan baik karena sesungguhnya aku tak mau pergi. aku tak yakin aku bisa menjalaninya. 

bukan, bukan aku meragukan kemampuan akademisku. seperti yg sering ku ungkapkan, rancang bangun sudah menjadi motor yang menggerakkan jiwaku. aku akan mati tanpa menggali pengetahuan teknik sipil & arsitektur. kamu tau kan bagaimana kelakuanku saat kita menyusuri bangunan-bangunan tua yang indah di Jakarta Kota, Singapura, dan London? aku trance! aku bisa hidup di saat itu saja, kamu tau? rasanya aku sudah pulang ke rumah, aku tak perlu kemana-mana lagi.. 

tapi Bima, belakangan gairahku tidak semata untuk bangunan. jiwaku memang haus akan pengetahuan seputar teknik sipil & arsitektur. tapi ragaku butuh yang lain; dia mendambakan kamu. kamu! aku bisa membayangkan ekspresi wajahmu yg siap-siap terbahak. tertawalah, Bima! namun ini bukan bahan candaan yang biasa aku buat. ini dari dalam hatiku, yang terdalam. 

ya Tuhan, aku ngomong apa sih? aku juga bingung, Bima. aku selalu bertanya, mengapa lelaki semenarik kamu bisa berjam-jam menghabiskan waktu dengan perempuan seperti aku? tahukah kamu bahwa keberadaanmu di dekatku merupakan siksaan terberat hidup ini? aku tersiksa! kamu mau tau kenapa? karena seluruh tubuhku, mulai dari ujung rambut sampai ujung kuku kaki ini, sangat ingin merengkuhmu! 

aku mulai merasakan getaran-getaran aneh itu saat kita membahas desain interior museum seni new york di pojok perpustakaan nasional sore itu. kamu masih ingat? saat kamu tak sengaja menyentuh tanganku ketika ingin menunjukkan halaman 234? aku seperti kena setrum saat itu. aneh. aku tak tau itu apa, tapi aku tau aku harus menjauh darimu. tapi mengapa saat kita di warung roti bakar dua malam selanjutnya, kamu malah menangkup wajahku? aku tidak bisa kamu sentuh, mengerti? malamnya tubuhku meraung, meronta, menjerit, meminta sentuhanmu lagi! 

aku bersyukur setelah itu kamu sibuk dan banyak pekerjaan. telpon-telponku pun jarang kamu angkat. terima kasih, Bima. aku tau aku bodoh dan sakit, tapi aku mendapat pelajaran yang tersirat. aku lalu memaksakan diri untuk bergaul kembali dengan Ita, Rintha, Dewi dan Sanggar. perempuan-perempuan itu pembicaraannya tak aku mengerti! tentang sepatu, baju, salon, pria-pria pesolek yang lemah, orang-orang kaya yang tak tahan terkena pancaran sinar mentari dan terlalu mengagungkan nilai materi.. 

jadi, aku terima saja beasiswa itu. aku sudah tak tahan lagi dalam jerat ini. pagi tadi aku sudah terbang ke seberang sana. aku tak sanggup berpamitan denganmu, maafkan aku. aku tidak bisa lama-lama dekat denganmu. aku tau pertahananku akan luluh saat melihat wajahmu, menjabat tanganmu, memeluk tubuhmu... 

semoga kamu mengerti tindakanku selama ini. aku tau kamu tak mungkin balik mendamba aku. aku semata teman diskusimu tentang rancang bangun 'kan? seperti katamu selama ini. aku merasa tak pantas berdampingan denganmu. teruskanlah hubunganmu dengan Alice, atau Karin. mereka perempuan-perempuan yang sempurna untukmu. aku mendoakan semoga salah satu dari mereka akan menjadi pilihan hatimu. 

aku lega bisa jujur denganmu, meski lewat tulisan. sekarang aku akan belajar melupakanmu. melupakan siksaan nikmat saat di dekatmu. aku tau ini berat, tapi adalah yang terbaik bagi kita. 

jaga dirimu baik-baik, ya? 

temanmu, selamanya.. 

SARASWATI 






No comments:

Post a Comment