Life, stranger than fictions..

Welcome to my blog! It's a pleasure to have you here reading my hyperbolic scribbles. Some are archived stuff from my other blogs (inactive ones), some are brand new ideas. My words will be too much, overrated, out of line, dysfunctional, confusing, impractical and sometime don't make any sense. But in a hand, they have released my tense.
So enjoy these imaginarium of free mind. In a case you are interested to drop a line, or jes wanna appreciate any posts, don't be hesitate. Do your deed! Release those hustle-bustle inside your brain!

Monday, January 10, 2011

Ode to my beloved mother



Dari semua manusia di muka bumi ini cuma ibu yang punya porsi paling utama bagiku untuk poin kekaguman, keindahan, kecintaan, ketulusan, ketabahan, dan kebaikan. Ibu punya insting paling hebat sedunia dalam membaca petunjuk. Ibu yang paling rela mengorbankan jiwa-raga untuk buah hatinya. Ibu yang paling suka mengalah untuk kepentingan keluarganya. Ibu pula yang paling sering berupaya, berdoa, dan memohon bantuan untuk orang lain. 



Untuk semua kualitas terbaik seorang ibu yang selama ini menyertai hari-hariku, jelas ibuku adalah figur karunia Tuhan yang sangat aku syukuri. Apalah jadinya aku tanpa ibuku ini? Ibuku yang tak pernah melarangku mengarungi lautan hidup dengan keyakinanku sendiri. Ibuku yang tak pernah bertanya dan khawatir bila aku sedang ingin sendiri dan menyelami khayalan egoistisku. Ibuku yang setia menunggu kepulanganku dari aktivitas harianku. Ibuku yang tak pernah memaksaku menjalani peran-peran sosial yang tak aku sukai. Ibuku yang selalu mendengarkan cerita-ceritaku tanpa ada selaan, lalu komentarnya membukakan wawasan. Ibuku yang sering kurasakan berdoa sambil menangis di tengah malam. Ibuku yang tak gentar melawan penyakit diabetesnya dan tak goyah mencari pengobatan untuk penyakit ayahku yang tak pernah terobati. Ibuku yang suka menolong orang lain karena menurutnya kebahagiaan yang hakiki adalah saat orang lain merasakan kebahagiaan dan kita berada di antaranya. Ibuku yang suaranya meneduhkan dan telah banyak memberi penghiburan bagi orang lain. Ibuku yang kulit wajahnya tak pernah dihinggapi zat-zat kimia, yang kini kerutnya kian nyata namun tak berupaya menutupinya. Ibuku yang suka pergi ke pasar dan memilih bahan pangan terbaik untuk keluarganya. Ibuku yang selalu tahu bila aku sedang kesulitan. Ibuku yang ingin hidup biasa-biasa saja. Ibuku yang gemar berkebun dan bercocok tanam. Ibuku yang mengajarkan aku bahwa uang adalah akar dari segala kejahatan bila kita diperbudaknya. 

Ibu, rasanya tak akan pernah ada cara untuk mengembalikan segala jasa baikmu. Tetaplah menjadi seorang ibu sederhana yang kukagumi dan kucintai. 


No comments:

Post a Comment