sudah baca novel John Boyne, "The Boy in Striped Pyjamas"? kalau sudah (atau pun belum), jangan ketinggalan nonton filmnya. judulnya sama, cuma beda huruf -y pada kata asli "pyjamas" yg diubah jadi "pajamas". film ini dirilis taun 2008 oleh BBC Films.
saya nontonnya di DVD bajakan (kalo ada yg murah, kenapa ngotot yang mahal? he-he). alhamdulillah dapat versi blu-ray yang kualitasnya di atas versi 9, jadi bagus-cemerlang-gemerlap-mewangi gitu. and, this film is visually a total masterpiece! meskipun sudah hampir pukul 2 dini hari, tetap segar melihat angle-angle cantik yang ditangkap kamera dan pengaturan warna dari setiap komponen visual yang ada di film ini. semua diperhitungakan dengan estetika yang dua-jempol. mulai dari komposisi latar interior rumah, pemandangan kota Berlin lama, pemandangan di luar pagar kamp konsentrasi, juga pakaian para casts yg vintage tapi warna-warni. suegerrr!
dari segi cerita, sudah tahu semua dong? frankly, menurut saya terlalu klise, kurang misteri yg menggigit. ending-nya gampang ditebak pula. konon John Boyne mengarang buku ini dalam waktu dua hari saja, mulai dari scratch awal sampe finishing akhir. cepat sekali. zip, boom, bang! done.
tapi filmnya? saya yakin dikerjakan dalam tempo yang lama dan persiapannya makan waktu. hasilnya, sangat memuaskan mata! durasinya memang cuma 94 menit tapi ditanggung mampu mengaduk emosi para penonton. apalagi ending filmnya. tanpa perlu penggambaran yang berlebihan, mata saya dibuat meleleh karena haru.
yang lucu dari film ini adalah dialek British/Scottish para pemainnya. padahal 'kan latarnya di Jerman. jadi rada aneh aja. lalu wajah Jack Scanlon yg memerankan si anak Jews, Shmuel, sangat tidak Jewish. wajahnya malah mengingatkan saya pada karakter Shaun di film "This is England".
ini film tragedi penghilangan nyawa massal yang visually cantik. buktiin aja sendiri.
saya nontonnya di DVD bajakan (kalo ada yg murah, kenapa ngotot yang mahal? he-he). alhamdulillah dapat versi blu-ray yang kualitasnya di atas versi 9, jadi bagus-cemerlang-gemerlap-mewangi gitu. and, this film is visually a total masterpiece! meskipun sudah hampir pukul 2 dini hari, tetap segar melihat angle-angle cantik yang ditangkap kamera dan pengaturan warna dari setiap komponen visual yang ada di film ini. semua diperhitungakan dengan estetika yang dua-jempol. mulai dari komposisi latar interior rumah, pemandangan kota Berlin lama, pemandangan di luar pagar kamp konsentrasi, juga pakaian para casts yg vintage tapi warna-warni. suegerrr!
dari segi cerita, sudah tahu semua dong? frankly, menurut saya terlalu klise, kurang misteri yg menggigit. ending-nya gampang ditebak pula. konon John Boyne mengarang buku ini dalam waktu dua hari saja, mulai dari scratch awal sampe finishing akhir. cepat sekali. zip, boom, bang! done.
tapi filmnya? saya yakin dikerjakan dalam tempo yang lama dan persiapannya makan waktu. hasilnya, sangat memuaskan mata! durasinya memang cuma 94 menit tapi ditanggung mampu mengaduk emosi para penonton. apalagi ending filmnya. tanpa perlu penggambaran yang berlebihan, mata saya dibuat meleleh karena haru.
yang lucu dari film ini adalah dialek British/Scottish para pemainnya. padahal 'kan latarnya di Jerman. jadi rada aneh aja. lalu wajah Jack Scanlon yg memerankan si anak Jews, Shmuel, sangat tidak Jewish. wajahnya malah mengingatkan saya pada karakter Shaun di film "This is England".
ini film tragedi penghilangan nyawa massal yang visually cantik. buktiin aja sendiri.
No comments:
Post a Comment